MAGANG SELAMA AGUSTUS 2025, EMPAT MAHASISWA PRODI SAA S1 DITERJUNKAN DI KUA KEMANTREN KOTAGEDE, KOTA YOGYAKARTA

Kegiatan magang kami di Kantor Urusan Agama (KUA) Kotagede pada bulan Agustus 2025 diakui para mahasiswa magang sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam memahami seluk-beluk pelayanan keagamaan masyarakat. Sebagai mahasiswa yang terdiri dari Najmullami'ah Iffatul Qolbi, Salwa, Evi Syaharawati, Masrur, Ardeka Tribowo, Linuwih Prihartanto, Aquilla Nur Adiba, Nisa Awalia Agustin, kami berkesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai program kerja KUA yang bersentuhan langsung dengan kehidupan beragama masyarakat Kotagede. Selama periode magang ini, kami mendapat bimbingan intensif dari para pegawai KUA yang berpengalaman, sehingga dapat memahami prosedur dan mekanisme kerja yang berlaku di institusi pemerintah yang menangani urusan keagamaan. Berbagai kegiatan yang kami lakukan mencakup aspek administrasi, pembinaan masyarakat, pelestarian budaya, hingga pengembangan pendidikan keagamaan.

Salah satu kegiatan utama yang kami lakukan adalah melakukan digitalisasi dokumen melalui scanning buku nikah tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan ini sangat penting untuk menjaga kelestarian data dan memudahkan akses informasi di masa mendatang. Kami bekerja dengan teliti memindai ratusan buku nikah yang tersimpan dalam arsip KUA, mulai dari buku nikah tahun 1986 hingga 2011. Proses ini membutuhkan ketelitian tinggi karena setiap halaman harus dipastikan terbaca dengan jelas dan data yang tercatat akurat. Melalui kegiatan ini, kami belajar pentingnya dokumentasi yang baik dalam administrasi pemerintahan dan bagaimana teknologi dapat membantu melestarikan dokumen-dokumen penting. Sistem digitalisasi ini juga memudahkan masyarakat dalam mengurus legalisasi dokumen pernikahan tanpa harus mencari secara manual di tumpukan arsip fisik.

Kegiatan pendataan pemeluk agama di wilayah Kotagede menjadi tugas yang menantang sekaligus menarik bagi kami. Kami melakukan survei lapangan ke berbagai dukuh dan kelurahan untuk mengumpulkan data terkini mengenai komposisi keagamaan masyarakat. Proses ini melibatkan komunikasi langsung dengan tokoh masyarakat, ketua RT/RW, dan warga setempat untuk memastikan akurasi data. Data ini sangat penting untuk perencanaan program keagamaan dan pembangunan fasilitas ibadah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Toleransi antarumat beragama di Kotagede menjadi contoh yang baik bagi daerah lain dalam menjaga kerukunan dan persatuan.

Program pendataan majlis taklim di Kotagede memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan keagamaan masyarakat. Kami mengunjungi puluhan majlis taklim yang tersebar di berbagai kelurahan, mulai dari yang beranggotakan ibu-ibu hingga majlis taklim campuran. Setiap majlis taklim memiliki karakteristik dan program yang unik, ada yang fokus pada kajian Al-Quran, hadist, fiqh, atau bahkan pengembangan ekonomi umat. Melalui kegiatan ini, kami memahami betapa majlis taklim berperan penting dalam pembinaan spiritual masyarakat dan menjadi wadah silaturahmi yang efektif. Data yang kami kumpulkan akan membantu KUA dalam merancang program pembinaan yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing majlis taklim. Beberapa majlis taklim bahkan telah mengembangkan program pemberdayaan ekonomi seperti koperasi syariah dan usaha mikro berbasis komunitas.

Pendataan tanah wakaf merupakan salah satu tugas yang membutuhkan ketelitian ekstra karena menyangkut aspek hukum dan administrasi yang kompleks. Kami membantu mengumpulkan dan memverifikasi dokumen-dokumen tanah wakaf yang ada di wilayah Kotagede, termasuk mengecek status hukum, luas tanah, batas-batas tanah, dan peruntukannya. Banyak tanah wakaf yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda namun belum memiliki sertifikat wakaf yang sah menurut hukum Indonesia modern. Proses ini mengajarkan kami tentang pentingnya tertib administrasi dalam pengelolaan aset keagamaan dan bagaimana hukum wakaf Islam diintegrasikan dengan sistem hukum pertanahan Indonesia. Kami juga belajar tentang potensi besar tanah wakaf dalam pemberdayaan ekonomi umat jika dikelola dengan baik. Beberapa tanah wakaf di Kotagede telah dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah, pesantren, dan pusat kegiatan ekonomi masyarakat.

Kegiatan napak tilas Islam Jawa di Masjid Mataram Kotagede menjadi momen yang sangat berkesan karena kami dapat mempelajari sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa secara langsung. Masjid yang dibangun pada masa Kesultanan Mataram ini menyimpan banyak nilai sejarah dan kearifan lokal dalam arsitektur serta ornamennya. Kami dipandu oleh takmir masjid yang sangat menguasai sejarah untuk menelusuri jejak-jejak peninggalan masa lalu, mulai dari makam para raja dan pembesar Mataram hingga artefak-artefak yang masih tersimpan. Kegiatan ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana Islam berkembang di Jawa dengan memadukan nilai-nilai universal Islam dengan kearifan lokal Jawa, menciptakan sintesis budaya yang unik dan memperkaya khazanah peradaban Indonesia. Arsitektur masjid yang memadukan gaya Jawa tradisional dengan elemen Islam menjadi bukti nyata akulturasi budaya yang harmonis.

Program pendataan masjid di seluruh wilayah Kotagede melibatkan kunjungan ke puluhan masjid dengan berbagai ukuran dan karakteristik. Kami mencatat data lengkap setiap masjid, termasuk nama, alamat, tahun berdiri, luas tanah dan bangunan, fasilitas yang tersedia, kegiatan rutin yang dilaksanakan, struktur kepengurusan, dan kondisi fisik bangunan. Beberapa masjid yang kami kunjungi memiliki nilai sejarah tinggi karena merupakan peninggalan dari era Kesultanan Mataram, sementara masjid lainnya merupakan bangunan modern dengan fasilitas lengkap. Data ini sangat berguna untuk pemetaan potensi dakwah, perencanaan program pembinaan, dan koordinasi kegiatan keagamaan di tingkat kecamatan. Kami juga mengidentifikasi masjid-masjid yang membutuhkan bantuan renovasi atau pengembangan fasilitas. Keragaman arsitektur masjid di Kotagede mencerminkan perjalanan sejarah dan perkembangan masyarakat Muslim dari masa ke masa.

Kegiatan penyebaran proposal lomba menjadi tugas yang mengasah kemampuan komunikasi dan koordinasi kami. Kami bertanggung jawab mendistribusikan proposal berbagai lomba keagamaan, seperti lomba tartil Al-Quran, lomba kaligrafi, lomba ceramah, dan lomba pengetahuan agama Islam kepada sekolah-sekolah, majlis taklim, dan organisasi keagamaan di Kotagede. Proses ini melibatkan komunikasi dengan berbagai pihak, mulai dari kepala sekolah, guru agama, hingga pengurus organisasi keagamaan. Kami belajar pentingnya strategi komunikasi yang efektif dan bagaimana membangun jejaring yang solid untuk mensukseskan sebuah program. Antusiasme masyarakat Kotagede terhadap lomba-lomba keagamaan sangat tinggi, menunjukkan semangat berlomba dalam kebaikan yang masih kuat di masyarakat. Program lomba ini juga menjadi sarana untuk menggali dan mengembangkan potensi generasi muda dalam bidang keagamaan.

Salah satu program yang paling membanggakan adalah ketika KUA Kotagede bersama mahasiswa magang Studi Agama-Agama UIN Suka menyelenggarakan kegiatan pemberantasan buta huruf Al-Qur'an melalui Madrasah Diniyah Al-Qur'an di SD Negeri Baluwarti. Program ini merupakan hasil kolaborasi yang sangat strategis antara institusi pemerintah, perguruan tinggi, dan sekolah dalam upaya meningkatkan literasi Al-Qur'an di kalangan anak-anak usia sekolah. Kami terlibat langsung dalam menyiapkan materi pembelajaran, melatih metode pengajaran yang menyenangkan, dan mendampingi proses belajar mengajar. Para siswa SD Negeri Baluwarti menunjukkan antusiasme yang luar biasa dalam belajar membaca Al-Qur'an, bahkan beberapa di antaranya yang sebelumnya belum mengenal huruf hijaiyah mampu membaca dengan lancar setelah mengikuti program ini. Kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan agama dapat diintegrasikan dengan pendidikan formal untuk menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki pondasi spiritual yang kuat.

Proses pendataan berkas riwayat calon pasangan baru dan mengikuti prosesi akad nikah memberikan pemahaman komprehensif tentang administrasi pernikahan dalam Islam. Kami membantu calon pengantin dalam mempersiapkan berbagai dokumen yang diperlukan, mulai dari surat keterangan belum menikah, surat keterangan sehat, hingga dokumen pendukung lainnya. Setiap berkas harus diperiksa dengan teliti untuk memastikan kesesuaian data dan kelengkapan dokumen. Pengalaman mengikuti prosesi akad nikah secara langsung memberikan wawasan mendalam tentang sakralnya ikatan pernikahan dalam Islam. Kami menyaksikan berbagai akad nikah dengan karakteristik yang beragam, mulai dari yang sederhana hingga yang diselenggarakan dengan tradisi adat Jawa yang kental. Momen ijab qabul selalu menjadi saat yang haru dan penuh makna, mengingatkan kami pada pentingnya membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Kegiatan mengelola dan menjaga pelayanan registrasi juga mengajarkan kami tentang pentingnya pelayanan publik yang prima dan profesional.

Kegiatan teknis yang sangat menarik adalah pengukuran arah kiblat di Masjid Panembahan Senopati menggunakan alat Theodholit Waterpass Optik. Kami belajar menggunakan alat ukur presisi tinggi untuk menentukan arah kiblat yang akurat secara astronomis dengan mempertimbangkan koordinat geografis Kotagede dan posisi Ka'bah di Mekkah. Penggunaan theodholit membutuhkan keahlian khusus dalam mengoperasikan alat dan membaca hasil pengukuran. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa arah kiblat masjid bersejarah ini sudah cukup akurat, menunjukkan kecanggihan ilmu falak para ulama terdahulu. Pendampingan mahasiswa magang Studi Agama-Agama tentang lurik Jogja memberikan perspektif interdisipliner tentang kearifan lokal dan keberagaman budaya. Kami mempelajari filosofi dan makna spiritual yang terkandung dalam motif-motif lurik tradisional Yogyakarta, yang ternyata memiliki kaitan erat dengan nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas masyarakat Jawa. Kegiatan terakhir yang tidak kalah penting adalah pendataan calon jemaah haji tahun 2026 dengan menelusuri alamat di seluruh Kotagede. Proses ini melibatkan verifikasi data, kunjungan lapangan, dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan akurasi informasi calon jemaah haji. Pengalaman magang di KUA Kotagede secara keseluruhan telah memberikan bekal yang sangat berharga bagi pengembangan diri kami sebagai akademisi sekaligus anggota masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap kehidupan beragama dan sosial kemasyarakatan.