Mahasiswa SAA S1 Nia Erniati Jalani Magang 2 Bulan (10 September – 10 Nopember 2025) di Gereja Ayam Magelang, Jawa Tengah untuk Penelitian Tugas Akhir
Magang
Mahasiswa Prodi S1 SAA, FUPI, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, bernama Nia Erniati (NIM 22105020055) tengah melaksanakan kegiatan penelitian lapangan sebagai bagian dari tugas akhir di Gereja Ayam (Rumah Doa Bukit Rhema) yang terletak di Dusun Gombong, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang . Kegiatan penelitian ini berlangsung selama dua bulan lamanya, yang di mulai sejak tanggal 10 September-10 November 2025, dengan fokus kajian pada makna simbolik arsitektur, serta potret dialog antarumat beragama di kawasan wisata religi tersebut.
Penelitian ini merupakan bentuk penerapan dari metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang menekankan pada pengamatan langsung, wawancara, dan dokumentasi. Mahasiswa tersebut berupaya menggali nilai-nilai simbolik yang terkandung dalam desain arsitektur Gereja Ayam, sekaligus memahami bagaimana bangunan yang unik berbentuk burung merpati ini mampu menjadi ruang pertemuan spiritual lintas agama. Melalui interaksi dengan pengelola, pengunjung, dan masyarakat sekitar, penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran tentang makna toleransi yang hidup di balik kemegahan bangunan tersebut.
Secara historis, Gereja Ayam atau Rumah Doa Bukit Rhema dibangun pada tahun 1990 an, yang awalnya bangunan ini dimaksudkan sebagai tempat berdoa bagi seluruh umat agama tanpa membedakan latar belakang keyakinan masing-masing individu. Desain dari bangunan tersebut berbentuk merpati yang melambangkan kedamaian dan cinta kasih universal, nilai yang sejalan dengan pesan perdamaian antarumat beragama. Meski disebut “gereja”, tempat ini tidak hanya digunakan oleh umat Kristiani, melainkan juga terbuka untuk semua kalangan yang ingin berdoa, bermeditasi, atau sekedar mencari ketenangan batin dan berwisata.
Dari sisi arsitektur, bangunan Gereja Ayam memiliki keunikan tersendiri, pada bagian kepala burung merpati terdapat bentuk mahkota diatas kepalanya yang berarti terdapat hubungan spiritual antara manusia dengan Sang Pencipta. Melalui penelitian ini, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga berusaha untuk menafsirkan simbol-simbol tersebut sebagai bentuk perwujudan arsitektur religius yang tidak berpihak pada satu kelompok saja, tetapi justru merangkul semua perbedaan dalam harmoni.
Selain meneliti aspek simbolik bangunan, mahasiswa juga menelusuri terkait dinamika sosial yang terjadi di sekitar lokasi. Wawancara dengan masyarakat bahwa Gereja Ayam telah menjadi jembatan baru dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, terutama karena banyak pengunjung yang datang setiap harinya, dan dari fenomena ini masyarakat mempunyai pengalaman baru dengan berinterkasi atau berdialog dengan pengujung dari berbagai agama dan negara.
Melalui penelitian ini, diharapkan hasil kajian dapat memberikan kontribusi nyata bagi dunia akademik dan masyarakat luas. Tidak hanya dalam bidang arsitektur, tetapi juga dalam penguatan nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan. Gereja Ayam sebagai ikon wisata religi di Magelang, bukan hanya menjadi saksi bisu perjalanan spiritual masyarakat, tetapi juga simbol persaudaraan lintas iman yang hidup di tengah kebudayaan masyarakat Jawa. Dengan demikian, penelitian ini menjadi bukti nyata bahwa arsitektur tidak hanya membentuk ruang fisik, tetapi juga membangun ruang dialog dan kedamaian antarumat manusia.