Kuliah Umum Prodi SAA S1 Semester Gasal 2025-2026 tentang Lulusan SAA di Dunia Kerja

Program Studi S1 Studi Agama-Agama (SAA), Fakultas Ushuluddin dan Pemikrian Islam (FUPI), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Kuliah Umum Semester Gasal Tahun Akademik 2025-2026. Kuliah Umum ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Nomor: 123/DU/2025 tahun 2025, tanggal 8 September 2025. Adapun tema yang dipilih dalam kuliah ini adalah Lulusan SAA di Dunia Kerja. Menurut Ketua Prodi SAA, Roni Ismail, S.Th.I., M.S.I., tema ini dipilih sebagai respon atas banyak pertanyaan mahasiswa baru tentang peluang kerja lulusan SAA di masa depan. Pertanyaan ini muncul pada saat kegiatan Sosialisasi Pembelajaran (Sospem) di Perguruan Tinggi tahun 2025 yang dilaksanakan 25-26 Agustus 2025. Adapun narasumber Kuliah Umum ini adalah Prof. Dr. Waston, M.Hum, Guru Besar UMS Surakarta dan alumni prodi SAA (dulu Ilmu Perbandingan Agama) tahun 1987. Kuliah umum ini dibuka secara resmi oleh oleh Dekan FUPI UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Robby H. Abror, S.Ag., M.Hum.

Dekan FUPI, Prof. Dr. H. Robby H. Abror, S.Ag., M.Hum., dalam sambutannya memberi motivasi para mahaiswa SAA S1 untuk selalu optimis dalam memandang masa depan. Hal itu karena dunia kerja hampir tidak selalu linier dengan keilmuan yang diambil apalagi inovasi dunia industri bergerak begitu cepat sehingga tidak mudah dikejar oleh keilmuan prodi. Oleh karena itu, Dekan FUPI berpesan agar para mahasiswa banyak-banyak mengembangkan diri untuk merespon dunia kerja yang cepat dengan tetap semangat belajar cerdas secara akademik, intelektual, dan spiritual agar menjadi bekal bagi seorang lulusan untuk sukses di dunia kerja. Bekal-bekal tersebut, tambah Dekan FUPI, mutlak dimiliki untuk kesuksesan seorang lulusan agar sukses yang diraih di dunia kerja mendatangkan dampak manfaat dan kebahagiaan bagi dirinya, dan lingkungan kerja serta keluarganya.

Dimoderatori oleh Arafat Noor Abdillah, M.Ag., lulusan SAA yang juga mahasiswa Program Doktor Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Narsumber Kuliah Umum ini Prof Waston pertama-tama menyampaikan kenangannya sewaktu menjadi mahasiswa baru di Prodi SAA pada tahun 1980-an ketika diberi kuliah oleh para dosen SAA saat itu, seperti: Prof. Mukti Ali (Menteri Agama era Presiden Soeharto), (alm.) Prof Burhanuddin Daja, Prof Alef Theria Wasyim, Prof. Syamsuddin Abdullah, dan Prof Amin Abdullah sebagai perkuliahan SAA yang sangat serius tidak boleh ada cela, bahkan dalam pronouncation membaca teks berbahasa Inggris. Lahirlah tokoh-tokoh berprestasi seperti Prof Amin Abdullah, Hajriyanto Tohari (Dubes RI Lebanon), Kusitini (Bupati Sleman), dan lain-lain masih banyak lagi. Sehingga, menurut Prof Waston, lulusan SAA sangat terbuka untuk sukses di dunia kerja, karena SAA mencetak manusia yang terbuka dan toleran, sehingga segala pekerjaan terbuka untuk mereka. Setelah itu, Prof Waston menjelaskan tentang tantangan lulusan sarjana perguruan tinggi di dunia kerja, bahwa semua Prodi bahkan kedokteran mengalami masalah keterserapan tenaga kerja yang serius. Prof Waston karenanya memotivasi para peserta untuk mengembangkan diri secara akademik pertama-tama, kemudian mengembangkan skil-skill tertentu yang dibutuhkan dunia kerja melalui kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan kerja.

Acara diakhiri dengan tanya jawab. Bebrapa peserta bertanya “mengapa ada beberapa lulusan SAA mengambil kuliah S2 di luar SAA”, dan, “masih seberapa penting keilmuan SAA di dunia kerja”. Prof Waston merespon dengan ketuntasan jawaban bahwa mengapa beberapa lulusan SAA mengambil SAA di luar SAA bukanlah keluar dari keilmuan SAA. Akan tetapi, hal itu dilakukan justru untuk spesifikasi keilmuan SAA yang luas, ke keilmuan yang lebih spesifik seperti bidang Filsafat Agama, Antrolopologi Agama, Sosiologi Agama, Psikologi Agama, dan lain-lain. Prof Waston juga menekankan bahwa keilmuan SAA sangat penting untuk melengkapi pecapaian pembangunan-pembangunan fisik dengan membangun kehidupan yang toleran, damai, dan saling menghargai. Dengan demikian, ditutup oleh Kaprodi SAA Roni Ismail, keilmuan SAA sangat penting karena berdampak nyata bagi kehidupan sosial yang damai, tenang, dan bahagia. Keilmuan SAA membangun ruh kehidupan dengan keberagamaan-keberagamaan yang matang, toleran, dan membahagiakan.