HMPS Studi Agama-Agama Kunjungi Agama Hindu di Pura Jagatnata, Banguntapan, Bantul

Sabtu, 17 September 2022, Mahasiswa Studi Agama-Agama kembali melakukan kunjungan. Kunjungan kali ini berdialog dengan Agama Hindu di Pura Jagatnatha, Kawasan Banguntapan, Bantul.

Kunjungan ini dibuka oleh Bapak Derry Ahmad Rizal, M.A, dosen Studi Agama-agama sekaligus pendamping mahasiswa. Dari pengurus Pura Jagatnata disambut oleh Bapak Budi Sanyoto, salah satu penyelenggara/pengelola Pura sekaligus sebagai kurator narasumber di forum ini.

Dialog kali ini banyak membahas seputar kondisi sosial-keagamaan masyarakat Hindu di daerah Sorowajan dan Banguntapan secara khusus, dan umat Hindu di kawasan Yogyakarta secara umum. Selain konteks kehidupan masyarakat Hindu di Yogyakarta, Bapak Andi juga menjelaskan ibadah keseharian, konsep ketuhanan, pandangan hidup umat Hindu, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Mahasiswa.

Pura Jagatnata जगन्नाथ (Jagat = Semesta; Nata= penguasa) sendiri, secara historis, dibangun tahun 1967 dan diresmikan pada tahun 1974. Awalnya, Pura ini merupakan tempat ibadah umat Hindu wilayah kecamatan, tapi pada perkembangan selanjutnya berubah menjadi Pura pusat di Yogyakarta (wilayah provinsi). Gedung ini diresmikan dan diberi nama Santi Sasana oleh Sri Sultan. Selain itu Pura Jagatnata juga mendapat bantuan gamelan perunggu dari Dirjen Kemenag di tahun 2011.

Kegiatan kunjungan ke tempat-tempat ibadah umat beragama lain adalah program kerja kerja divisi intelektual HMPS Studi Agama-Agama. Kunjungan akan menjadi rutinan yang akan dilaksanakan dua pekan sekali. “Kunjungan seperti ini adalah usaha kita untuk dapat mempelajari agama secara lebih dekat, sehingga tidak melulu di kelas. Kita dapat mempelajari serta melihat secara langsung aktivitas umat beragama yang terkait. Saya juga sangat mengapresiasi antusias kawan-kawan pada kunjungan ini” begitu penjelasan Koordinator Intelektual, Aviccena.

Tidak hanya mahasiswa Studi Agama-agama saja yang berpartisipasi pada kunjungan ini, mahasiswa lain pun ikut memeriahkan “dialog” lintas iman tersebut. Kemudian, kegiatan ini ditutup dengan pemberian sertifikat dan cinderamata kepada kedua narasumber, dilanjutkan foto bersama.