Mengenalkan Studi Agama-Agama Kepada Masyarakat
Oleh: M. Rafif Haryanto*
Selama ini, apa yang masyarakat awam ketahui mengenai Program Studi Studi Agama-Agama (SAA)? Prodi yang dahulunya bernama Perbandingan Agama ini, sering disalah-artikan sebagai prodi yang membanding-bandingkan antara agama satu dengan yang lain. Padahal sebenarnya, SAA/Perbandingan Agama bukanlah sekedar membandingkan agama.
Studi Agama-Agama melakukan kajian sistematis dan metodologis terhadap agama secara netral, serta mengkaji bagaimana asal-usul sebuah sistem kepercayaan dan keagamaan dalam hubungannya dengan beragam agama. Urgensi Prodi Studi Agama-Agama di masyarakat menurut saya sangatlah penting, mengingat banyak sekali kejadian-kejadian kejahatan atau kriminal yang mengatasnamakan agama atau dengan istilah lain, “menjual agama”.
Seperti kasus-kasus intoleransi, rasisme, dan sebagainya. Studi Agama-Agama diharapkan menjadi salah satu agen perubahan (agent of change) menuju masyarakat yang menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi. Masyarakat harus tau bahwa di SAA, bisa menjadi agen perubahan dan sekaligus mendamaikan bilamana ada pertikaian antar umat beragama.
Selanjutnya, bagaimana cara memperkenalkan Studi Agama-Agama kepada masyarakat? Salah satu caranya adalah mengoptimalkan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan atau mengenalkan Prodi Studi Agama-Agama kepada masyarakat. Menurut penulis sendiri, Prodi Studi Agama-Agama ini belum begitu optimal dalam menggunakan media sosial sebagai tempat branding dan promosi. Masih banyak hal yang seharusnya di follow up, bagaimana sarjana Studi Agama-Agama menunjukkan perannya di masyarakat. Hal demikian jika dilakukan, secara otomatis masyarakat sendiri akan mengenal bagaimana Studi Agama-Agama itu sendiri.
*Mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama 2020