MAHASISWA SAA S1 MAGANG DI LKSA PANTI ASUHAN MAFAZA SELAMA AGUSTUS 2025

Pada bulan Agustus 2025, Safril Najamudin, mahasiswa Program Studi Studi Agama-Agama (SAA) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menjalani program magang di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Asuhan Mafaza Yogyakarta. Ia menjadi satu-satunya mahasiswa dari program studinya yang memilih lembaga sosial ini sebagai tempat pelaksanaan magang. Pengalaman ini menjadi langkah istimewa, karena dijalani secara mandiri di tengah lingkungan yang penuh nilai kemanusiaan dan pengabdian.

LKSA Mafaza merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan sosial, khususnya bagi anak-anak yatim piatu dan dhuafa. Di tempat ini, Safril tidak hanya berhadapan dengan rutinitas administrasi, tetapi juga terlibat langsung dalam aktivitas keseharian anak-anak yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Kehadirannya disambut hangat oleh Ketua LKSA Mafaza, Ustadz Masruri Abdullah, yang menaruh harapan besar agar mahasiswa magang mampu menjadi bagian dari keluarga besar lembaga, belajar sekaligus berbagi.

Sebelum pelaksanaan magang dimulai, Safril telah melewati tahap wawancara dan pembekalan yang difasilitasi oleh pihak kampus dan lembaga mitra. Proses ini bertujuan untuk memastikan kesiapan pribadi, komitmen kerja, serta penempatan yang sesuai dengan potensi dan minat mahasiswa. Keputusan untuk memanfaatkan waktu libur semester sebagai momentum pelaksanaan magang mencerminkan inisiatif dan tanggung jawab akademik yang tinggi dari Safril sendiri.

Program magang ini merupakan bagian dari kurikulum semester lima yang dirancang oleh Program Studi Studi Agama-Agama. Namun lebih dari sekadar tuntutan akademik, magang menjadi ruang praktik yang nyata untuk mengimplementasikan ilmu yang selama ini diperoleh di ruang kuliah. LKSA Mafaza, dengan segala dinamika sosialnya, memberikan pengalaman lapangan yang hidup mengenalkan mahasiswa pada kerja-kerja sosial yang menyentuh sisi kemanusiaan paling mendasar.

Ketua Program Studi, Roni Ismail, S.Th.I., M.S.I., menyampaikan bahwa pelaksanaan magang di lembaga seperti Mafaza merupakan wujud nyata penguatan karakter dan empati mahasiswa. Ia berharap Safril dapat menjadikan pengalaman ini sebagai ruang tumbuh, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara moral dan spiritual. Menurutnya, mendampingi anak-anak yatim piatu dan dhuafa merupakan bentuk ibadah sosial yang sangat luhur.

Dalam sambutannya, Safril Najamudin mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan oleh kampus dan pihak LKSA Mafaza. Ia menyadari bahwa interaksi langsung dengan anak-anak yatim piatu dan dhuafa bukan hanya mengajarkan tentang kepedulian, tetapi juga tentang ketulusan dan tanggung jawab sebagai calon sarjana yang kelak akan terjun ke masyarakat. Magang ini menjadi pengalaman berharga yang tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga membentuk kepekaan hati dalam melihat dan merespons realitas kehidupan yang sesungguhnya.